halaman

Minggu, 19 Februari 2017

GELAP`II

Rumah yang mereka tempati hanyut terbawa arus deras, tak lama beberapa detik kemudian sirine yang terletak tidak jauh dari sungai tersebut menyala mengeluarkan suara peringatan yang sungguh bisa membuat kekacauan. Suara sirine mulai terdengat dari jangkauan 2 km dari sungai tersebut, warga ricuh berlarian kesana kemari. Ryan dan bapaknya angkatnya berlari bergegas menjari tempat yang aman menyusuru jalan raya menuju tempat yang tinggi bersama dengan warga setempat.


Mereka bergegas berlarian menyelamatkan diri dari arus sungai. Dimana-mana terdengar suara tangisan, teringakan hingga jeritan, Ryan hanya bisa menahan rasa takut ini karna tidak mau merepotkan cuman gara-gara dia nangis. Sesampai ditempat aman Ryan dan bapak angkatnya hanya bisa menatap dengan mata berkaca-kaca, rumah satu-satunya hancur dilanda bencana. Tak lama pasukan anti bencana datang membangun tenda dan membagikan konsumsi dan pakaian bekas untuk para korban banjir.

Para korban berebut mengambil konsumsi dan pakaian bekas yang dibagikan, tidak terkecuali dengan Ryan dia juga ikut berebut mengambil  dengan warga setempat yang menjadi korban bencana. Tak lama datang lah pejabat setempat dia berbicara didepan para korban, memberikan motivasi agar para korban tidak putus asa. 

Hari berikutnya Ryan dan bapak angkatnya berteduh didalam tenda darurat dengan para korban lainya. Dengan umurnya yang masih anak-anak Ryan tidak pernah putus asa, dia mebantu orang-orang yang sedang kesusahan. Dia berlarian kesanah kemari membatu para orang dewasa membangun tenda baru, dengan tangan kreatifnya Ryan membuat sesuatu yang spesial untuk bapak angkat disaat yang lain sibuk dengan itu ini, dia disibukan dengan membuat sesuatu yang spesial untuk sebuah hadia ulang tahun kepada bapak angkatnya.

Malam yang dingin dihari ke-3,sungai masih berarus deras, banjir masih melanda dan hujan tak berhenti dimulai dari rumahnya terbawa arus. Dia membangunkan bapak angkatnya dimalam hari yang dingin itu dengan kecupan didahinya bapaknya terbangun, disekitar mereka terdapat puluhan manusia yang sedang terlelap tidur. Dengan senyum dan sedikit air mata Ryan menyanyikan lagu selamat ulang tahun (Lagu Jamrud) dengan suara pelan Ryan tahu bahwa apa yang dia lakukan tidak akan bisa membuat suaranya bisa terdengan oleh bapak angkatnya, lalu dia tidak lupa dengan tangan mungilnya memberikan sebuah hadiah yang dia buat tadi siang, dengan kulitnya yang sudah mulai menua bapak angkatnya tersenyumnya melihat apa yang Ryan lakukan.

Dengan apa yang dilakukan Ryan kepadanya, bapak angkatnya sontak memberikan pelukan kepadanya, dengan senyum dan tangisan terharu dengan apa yang Ryan lakukan padanya. Lalu dia membukakan hadiah yang dia buat untuk bapak angkatnya yang tuli itu, sontak bapak angkatnya menangis sambil menatap Ryan, dengan air mata yang keluar Ryan menguatkan jiwanya agar tidak menangis dengan keras. Tak lama dia mengeluar hadiah yang dia buat yakni beruba syal berwarna merah yang dia rajut sendiri spesial untuk bapaknya. Walapun dunia sedang sedih Ryan tidak lupa dengan tanggal ulang tahun bapak angkatnya yang telah merawatnya dari sejak dia kecil.

Ryan memakaikan syal tersebut kepada bapaknya, yang sepertinya telah merasa ngantuk gara-gara dia bangunkan tepat tengah malam. Tak lama ketika Ryan mengajak bapak angkatnya untuk kembali tidur terdengar suara tangisan anak kecil yang terbangun, anak itu terbangun diakibatkan kelaparan karna sejak tadi siang para tim anti bencana tidak datang mengirimkan konsumsi untuk para korban. 
continued . .
Acieee jangan serius dong bacanya biasa saja :p Siapa disini yang sedih pas baca? Ceritanya tragis yah kasihan Ryan dan bapaknya :(. Untuk yang belum tahu cerita sebelunya di artikel GELAP, mau tahu kelanjutanya lihat diartikel selanjutnya yah. See you again
#Share and commnets
#SALAMJOMBLO #SALAMSINGLE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar